Hadiri Apel Akbar Kokam di Solo, Jokowi Pesan soal Pemilu

Solo, Jatim24.com – Ancaman polarisasi di tahun politik menjadi sorotan di acara Apel Akbar Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) di Stadion Manahan, Solo, Rabu (20/9).

Hal itu diutarakan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato di hadapan ribuan kader Kokam dan organisasi sayap Muhammadiyah tersebut.

Jokowi menilai Indonesia proses demokrasi di Indonesia sudah semakin matang setelah lima kali melalui pemilihan Presiden secara langsung.

“Tapi kita tidak bisa memungkiri potensi risiko akan tetap ada, potensi ketegangan juga akan tetap ada,” kata Jokowi.

Jokowi menegaskan perbedaan pilihan saat Pemilihan Umum (Pemilu) adalah hal yang lumrah. Perbedaan pandangan dan adu argumentasi juga diakui sebagai bagian tak terpisahkan dari proses pemilihan pucuk pimpinan nasional. Namun ia berpesan agar semua pihak tetap menjaga keutuhan nasional.

“Yang penting, yang paling utama, kesatuan dan persatuan harus tetap kita jaga bersama-sama,” kata presiden dua periode RI itu.

Jokowi mengingatkan agar Pemilu 2024 tidak menimbulkan polarisasi di tengah masyarakat.

“Masyarakat tidak boleh terbelah karena pemilu. Kedamaian juga tidak boleh koyak karena Pemilu,” katanya.

“Dan lompatan bangsa ini menuju kemajuan juga tidak boleh terhalang hanya karena perebutan kekuasaan,” lanjutnya.

Di kesempatan yang sama, Panglima Tinggi Kokam yang juga Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla mengatakan Kokam akan terlibat aktif memastikan Pemilu 2024 berjalan damai.

Di depan ribuan anggotanya, ia membacakan sejumlah instruksi. Di antaranya menjaga netaralistas dalam pemilu 2024, mengawal pemilu 2024 agar berjalan damai dan terukur, dan menjaga keberagaman dan persatuan nasional.

“Siap siaga dan sedia melawan segala bentuk politik identitas, dan hoax yang bisa menimbulkan polarisasi dan misinformasi di masyarakat,” katanya.

“Kalau ada masalah harus ikut memberi solusi. Masalah tidak untuk terus dipermasalahkan tapi diselesaikan. Apalagi diawetkan dan dipolitisasi,” kata Tawalla di ujung pidatonya.

Pos terkait

download-2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *