Ngawi, Jatim24.com – Kabupaten Ngawi merupakan daerah yang memiliki potensi besar dalam sektor peternakan, khususnya dalam pengembangan populasi sapi.
Berdasarkan data yang ada, populasi sapi di Ngawi mencapai sekitar 70 ribu ekor, angka yang menunjukkan perkembangan signifikan dalam mendukung ketahanan pangan dan perekonomian masyarakat.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Ngawi, populasi sapi potong di Ngawi pada 2023 yakni 72.451 ekor. Jumlah itu menurun dibanding 2022 yang mencapai 79.908 ekor.
Untuk kecamatan dengan populasi tertinggi di tahun 2023 yakni Kecamatan Kendall mencapai 6.593 ekor, Kecamatan Padas 5.888 ekor, dan Karanganyar 5.213 ekor. Sementara populasi kecamatan lainnya tak sampai 5.000 ekor.
Kemudian, untuk tiga kecamatan dengan populasi tertinggi di tahun 2022 yakni Kecamatan Ngawi dengan 7.291 ekor, Kecamatan Kendal 6.655 ekor, dan Kecamatan Bringin 6.499 ekor.
Sebagai salah satu produsen padi terbaik, Ngawi memiliki keunggulan dalam penyediaan pakan ternak. Ketersediaan jerami sebagai pakan ternak melimpah sehingga kebutuhan pakan sapi dapat tercukupi secara optimal.
“Bahkan, jerami di Ngawi banyak dicari oleh daerah lain yang kekurangan stok pakan. Dengan potensi besar yang dimiliki, sektor peternakan sapi di Ngawi berpeluang untuk terus berkembang dan berkontribusi lebih besar terhadap kesejahteraan masyarakat,” terang Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Ngawi, Eko Yudo Nurcahyo, Selasa (12/11/2024).
Dalam upaya mempertahankan populasi sapi, Dinas Perikanan dan Peternakan Ngawi terus memberikan dukungan kepada para peternak. Salah satu langkah utama adalah program vaksinasi gratis untuk meningkatkan kekebalan tubuh sapi dari berbagai penyakit.
“Langkah ini penting untuk mencegah penurunan populasi akibat penyakit yang dapat mengancam kelangsungan hidup sapi,” lanjut Yudo.
Selain itu, setiap ada program bantuan ternak dari pemerintah, pihak dinas memastikan distribusinya secara tepat sasaran. Peningkatan populasi juga diimbangi dengan pengelolaan rumah potong hewan (RPH) yang telah bersertifikat halal dan memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV).
“Di RPH Ngawi, setiap hari dilakukan penyembelihan 2 hingga 3 ekor sapi, dan jumlah ini dapat meningkat pada musim hajatan atau perayaan besar.
Dengan rata-rata satu ekor sapi menghasilkan hingga 700 kg hingga 1 ton daging, ketersediaan daging dari produksi lokal sudah cukup tinggi, meski saat ini masih ada pemasokan dari luar kabupaten untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat,” tambahnya.
Data dari BPS Ngawi, untuk produksi daging di Ngawi tahun 2022 mencapai 964.392 kilogram. Dengan jumlah terbanyak dari Kecamatan Ngawi dengan 87.993 kilogram, Kecamatan Kendal 80.317 kilogram, Kecamatan Bringin 78.435 kilogram.
Sementara di tahun 2023, produksi daging di Ngawi mencapai 773.265 kilogram. Dengan jumlah terbanyak dari Kecamatan Kendal mencapai 70.367 kilogram, Kecamatan Padas mencapai 62.842 kilogram, dan Kecamatan Karanganyar 55.638 kilogram.
Salah satu cara mempercepat peningkatan populasi sapi adalah melalui program Inseminasi Buatan (IB). Di Ngawi, terdapat sekitar 30 petugas IB yang tersebar di 19 kecamatan.
Sebagian besar petugas ini adalah relawan yang telah mengikuti pelatihan intensif, dengan dukungan dari tenaga profesional veteriner yang meliputi dokter hewan dan mantri. Setiap kecamatan dilayani oleh satu hingga dua petugas IB yang siap membantu peternak dalam proses reproduksi sapi.
“Melalui layanan IB ini, Dinas Perikanan dan Peternakan Ngawi berharap dapat meningkatkan angka kelahiran sapi di Ngawi serta mengoptimalkan produktivitas ternak.
Dengan dukungan sumber daya yang ada dan program yang terus dikembangkan, sektor peternakan sapi di Ngawi diharapkan mampu berkembang secara berkelanjutan dan mendukung perekonomian daerah,” katanya.